5 Langkah Memilih Sepatu Olahraga

5 Langkah Memilih Sepatu Olahraga

5 Langkah Memilih Sepatu Olahraga

Pas dan Bebas Cedera

Memilih sepatu olahraga yang tepat merupakan hal yang penting dilakukan sebelum berolahraga, bukan hanya soal merek populer atau desain stylish tapi juga bagaimana sepatu tersebut bekerja untuk menjaga postur, menyerap benturan, dan mengurangi risiko cedera saat bergerak. Setiap langkah saat berlari, melompat, atau berolahraga intens memberikan tekanan pada sendi dan otot, dan sepatu yang tepat berperan penting dalam menyerap dampak tersebut.

Sepatu yang kurang sesuai bisa berakibat serius, seperti rasa pegal, lecet, bahkan cedera kronis pada tumit, lutut, hingga punggung bawah . Karena itu, dalam artikel ini akan diuraikan tujuh langkah sistematis mulai dari analisis jenis olahraga yang kamu jalani, pengecekan fit dan ukuran ideal, hingga pemilihan bahan, bantalan, dan fitur pendukung. Dengan begitu, Anda akan semakin paham bagaimana menempatkan fungsi dan keamanan di atas sekadar tampilan demi perlindungan maksimal dan performa optimal.

1.     Identifikasi Jenis Olahraga yang Dilakukan

Langkah pertama adalah menyesuaikan pilihan sepatu dengan jenis olahraga yang Anda jalani. Setiap aktivitas mulai dari lari, jalan cepat, angkat beban, hingga olahraga di lapangan seperti basket atau tenis memiliki tuntutan gerakan dan tekanan yang berbeda. Sebagai contoh, sepatu lari jalanan didesain khusus dengan bantalan untuk menyerap benturan berulang pada permukaan keras seperti trotoar atau lintasan aspal. Sedangkan sepatu untuk olahraga di lapangan membutuhkan stabilitas lateral yang baik agar mendukung gerakan samping yang cepat seperti dribel atau smash.

Pilihan lain seperti sepatu trail atau cross-training juga punya karakteristik unik. Sepatu trail dilengkapi sol beralur kasar dan material tahan air untuk medan tidak rata, tanah, atau batu. Sementara sepatu cross-training biasanya menawarkan keseimbangan antara bantalan dan stabilitas agar cocok untuk berbagai gerakan intens di gym, termasuk lompat, squat, ataupun sprint pendek.

2.     Ukur Kaki secara Detail dan Cek Kesesuaian Ukuran

Memastikan sepatu betulbetul pas di kaki dimulai dari pengukuran yang benar. Ukur panjang dan lebar kaki secara menyeluruh, gunakan teknik sederhana dengan kertas, pensil, dan penggaris. Tempatkan kaki di atas kertas, garis batasnya dari tumit hingga ujung jari, lalu ukur panjangnya. Pastikan pula mengukur kedua kaki, karena biasanya satu kaki bisa sedikit lebih besar, pilih ukuran berdasarkan kaki terpanjang atau terlebar. Waktu pengukuran juga penting, sebaiknya dilakukan di sore atau malam hari ketika kaki sudah sedikit membengkak akibat aktivitas seharian,  tujuan utamanya agar sepatu tidak terasa sempit saat digunakan berolahraga. Kenakan juga kaus kaki yang biasa digunakan saat berolahraga agar ukuran lebih akurat. Langkah ini sangat krusial untuk mencegah lecet, cedera tumit, atau masalah pada punggung dan lutut.

3.     Perhatikan Material Upper dan Bantalan (Midsole)

Material upper dan komposisi bantalan pada midsole adalah faktor krusial yang menentukan kenyamanan, daya tahan, serta perlindungan cedera. Berikut penjelasan lengkapnya:

a). Material Upper

Material upper harus ringan, fleksibel, serta memiliki sirkulasi udara baik. Beberapa jenis umum yang banyak ditemukan:

Mesh atau knit (seperti engineered mesh, Flyknit, Primeknit): bahan ini memberikan ventilasi optimal, ringan, dan cukup elastis menyesuaikan bentuk kaki. Banyak sepatu lari dan training modern memanfaatkan teknik rajut ini untuk kenyamanan maksimal

Kulit atau sintetis tahan lama lebih cocok untuk aktivitas outdoor atau lapangan, kaya akan dukungan dan tahan terhadap benturan (abrasion resistance) meskipun biasanya agak lebih berat.

Material waterproof (contoh: GORETEX) cocok untuk perangkat keras yang sering dipakai di kondisi hujan atau permukaan basah.

b). Bantalan (Midsole)

Midsole adalah kunci dalam menyerap benturan dan mengembalikan energi langkah. Material umumnya:

  • EVA atau Phylon: populer karena ringan dan punya daya serap goncangan yang baik. Phylon, sebagai variasi EVA, lebih padat dan tahan lama, umum digunakan di sepatu basket dan lari harian.
  • TPU atau foam inovatif: beberapa merek memasukkan teknologi seperti Boost (EVA + TPU) atau PEBAX untuk responsifitas optimal dan bantalan rebound tinggi.

Menurut sebuah studi, midsole berbahan PU foam (jenis bantalan premium) mampu menyerap energi hingga 3037% lebih efektif dibanding EVA/TPU standar, artinya benturan ke persendian bisa jauh berkurang. Dengan mempelajari kombinasi bahan upper dan jenis midsole, Anda bisa memilih sepatu yang tidak hanya pas di kaki, tetapi juga efektif meredam benturan, menjaga kaki tetap kering, dan cocok untuk jenis olahraga yang dilakukan. Sehingga kemungkinan cedera seperti plantar fasciitis, shin splints, atau nyeri tumit dapat diminimalkan.

4.     Perhatikan Outsole, Kestabilan, dan Kontrol Gerakan

Setelah bahas bahan bagian atas dan bantalan yang menyerap benturan, langkah berikutnya adalah memperhatikan outsole (sol luar), struktur kestabilan sepatu, dan cara sepatu mengontrol gerakan kaki.

a). Outsole (Traksi & Daya Tahan)

Outsole sepatu dibuat dari bahan seperti karet karbon, EVA, atau TPU, masing-masing memiliki keunggulan sendiri. Karet karbon terkenal kuat dan tahan aus, cocok untuk digunakan di jalan beton atau trotoar, sekaligus memberikan cengkeraman kuat di berbagai kondisi permukaan, termasuk saat basah . Sementara, EVA atau TPU lebih ringan dan fleksibel, cocok untuk lari jarak jauh di permukaan halus. Pola tapak atau tread outsole juga penting, tapak halus untuk permukaan datar, dan lug kasar untuk medan trail atau licin.

b). Lateral stiffness (Stabilitas Samping)

Stabilitas sepatu bukan hanya soal bantalan; sepatu pun harus cukup kaku terhadap torsi lateral (twist), terutama ketika kamu melakukan gerakan mendadak atau lateral shift. Studi pada militer menunjukkan bahwa sepatu dengan tingkat kekakuan lateral yang sedang dapat mengurangi risiko cedera ekstremitas bawah hingga hampir 50% dalam waktu 9 minggu penggunaan . Sepatu yang terlalu fleksibel berpotensi menyebabkan kaki berputar berlebihan, sedangkan yang terlalu kaku malah membatasi gerakan alami dan menimbulkan tekanan berlebih pada struktur kaki.

c). Kontrol Pronasi & Supinasi

Pronation (roll in) dan supination (roll out) adalah gerakan alami kaki saat berjalan atau berlari, tetapi jika terjadi berlebihan dapat menyebabkan cedera. Sepatu dengan fitur stability memiliki bantalan ganda atau post medial untuk membantu mengendalikan overpronation, cocok untuk pemilik kaki datar atau yang cenderung bergulir ke dalam. Sebaliknya, supinasi (kulit kaki naik) membutuhkan bantalan yang responsif serta midsole yang mampu membentuk kelenturan alami kaki . Jika gerakan pronasi ekstrem, motion-control shoes versi lebih kaku lagi bisa jadi pilihan.

d). Fleksibilitas sol

Outsole juga harus fleksibel pada titik engsel alami kaki (biasanya di bawah jari kaki), agar gerakan berjalan atau berlari terasa natural. Sepatu yang terlalu kaku di bagian ini akan menghambat stride dan meningkatkan tekanan pada lutut atau punggung bawah.

5.     Lakukan Uji Coba dan Evaluasi Performa Sepatu

Setelah menyisir aspek teknis seperti bahan, bantalan, dan stabilitas, langkah selanjutnya adalah melakukan uji coba nyata sebelum memutuskan membeli. Meraba sepatu saja tidak cukup. Anda perlu merasakan bagaimana sepatu tersebut bekerja saat tubuh bergerak. Pertama, kenakan sepatu di akhir hari (sore atau malam), karena saat itulah kaki cenderung membengkak setelah beraktivitas. Tambahkan kaus kaki olahraga yang biasanya Anda gunakan agar simulasi kenyamanan lebih akurat. Cobalah berjalan, berlari ringan, bahkan lompat-lompat pendek jika memungkinkan, untuk mengecek apakah sepatu terasa menguncang atau pas di kaki. Kedua, perhatikan kapan pun saat mencoba:

  • Toe box jangan menekan ujung jari, namun juga tidak boleh terlalu longgar sehingga tumit bergeser.
  • Tumit dan engsel sebaiknya terkunci dengan rapat saat berjalan singkat, heel counter yang solid menjaga tumit tidak terdorong keluar.
  • Midsole dan pronasi bisa diuji dengan coba lari kecil, lalu rasakan apakah kaki miring ke dalam (pronasi) atau ke luar (supinasi). Sepatu stabilitas atau motion-control dibutuhkan jika terjadi overpronasi, sepatu cushioning jika kaki cenderung supinasi.

Ketiga, gunakan test fit yang sistematis berjalan atau jogging beberapa menit di dalam toko atau jalur pendek di sekitar, bukan hanya melangkah beberapa langkah di etalase. Respons sepatu terhadap gerakan mendadak, belokan, atau perubahan kecepatan akan memberi gambaran real tentang performa dan stabilitas. Sebuah studi yang dilakukan oleh BOA menyimpulkan bahwa sepatu dengan performance fit yang akurat yakni tapak kaki terkunci sempurna di dalam sepatu meningkatkan kelincahan, efisiensi energi, dan kontrol arah saat bergerak intens. Dengan demikian, menguji sepatu sebelum membeli adalah cara paling efektif untuk memastikan sepatu tersebut mendukung aktivitas olahragamu baik dari segi kenyamanan, stabilitas, maupun potensi pencegahan cedera.

Memilih sepatu olahraga yang tepat jauh lebih dari sekadar memutuskan warna atau merek favorit. Dari awal, Anda sudah mulai dengan memahami jenis olahraga yang dilakukan, melanjutkan ke pengukuran yang akurat, serta memastikan material, bantalan, dan stabilitas sepatu mendukung aktivitas fisik Anda agar cedera bisa dicegah. Setelah itu, melalui uji coba langsung seperti berjalan, berlari ringan, atau bergerak aktif, Anda dapat memastikan bahwa sepatu tersebut benar-benar terasa nyaman dan kompatibel dengan gerakan tubuh. Pada intinya, sepatu olahraga bertindak sebagai fondasi stabil dan pelindung pada setiap langkah. Menurut Run United, penggunaan sepatu yang sesuai dapat meningkatkan performa, memperbaiki mekanika tubuh, dan memaksimalkan transfer energi selama aktivitas, sementara ketidaksesuaian sepatu bisa menyebabkan tekanan berlebihan dan cedera berulang. Prinsip orthopaedic juga menegaskan bahwa sepatu yang pas dan tahan lama bukan hanya soal ukuran, tetapi juga penguncian tumit, ruang toebox, dan bahan yang sesuai dengan anatomi kaki untuk mencegah masalah seperti shin splints, plantar fasciitis, atau nyeri punggung bawah.

Administrator
  26 Jun 2025
Whatsapp